Metrorealitas.com. Sulteng-Buol. Tradisi hari raya idul fitri di Indonesia menjadi momen yang begitu ditunggu tiap tahunnya. Sama seperti negara lainnya
Keriuhan tradisi hari raya idul fitri menjadi salah satu hal yang paling dirindukan. Pada momen ini seluruh keluarga berkumpul dan bersukacita.
Tradisi hari raya idul fitri juga dapat berbeda di tiap daerahnya.
Dikabupaten Buol tradisi muslim saat Hari Raya Idul-Fitri masih tetap terjaga saling berkunjung dari rumah ke rumah, ketangga, kerumah saudara , kerumah orangtua dan sanak keluarga
Tradisi silahturahmi muslim warga Buol yang masih dilaksanakan hingga kini disemua kalangan sosial, tradisi muslim perdesaan, perkotaan, strata bawah, strata menegah dan starata atas.
Saling berkunjung dan mengunjungi dari rumah kerumah saling bermaaf-maafkan terus terus terjaga sejak peradaban Islam di Buol berkembang.
Simbol kelestarian tradisi masih terjaga di Idul -Fitri 1443 H Tanggal 2 mei 2022 dilaksanakan oleh tokoh tokoh agama, tokoh masyarakat ,pejabat pemerintahan Kabupaten Buol.
Hari Kedua Idul-Fitri 1443 H. dr.H.Amirudin Rauf.S.Pog.M.SI sebagai Tokoh agama,Tokoh Masyarakat, sebagai Umara, Tokoh dan kepala Pemerintahan, sebagai Bupati Buol atau sebagai pribadi muslim
Selesai sholat subuh berjamaah di masjid agung (3/5/2022)berkunjung ke Kediaman wakil Bupati Buol H. Abdullah Batalipu.S.Sos
Cermin tradisi budaya sebagai muslim di kabupaten Buol masih terjaga kelestarian saat Idul-Fitri. terlepas dari jabatannya, sebagai muslim saat Idul-Fitri sebagai hamba muslim di pandangan Allah SWT adalah sama.
Melepas status predikat sosial Bupati berkunjungi ke wakil Bupati namun memposisikan kedudukan sebagai hamba Allah.SWT
Seperti layaknya umat muslim kabupaten Buol lainya saling berkunjung merayakan kemenangan setelah satu bulan penuh melawan dan mengendalikan hawa nafsu dengan berpuasa ramadhan.
Menyambut hari kemenangan dengan hal-hal positif memang sangat dianjurkan. Hal itu terbukti bagaimana antusiasnya Rasulullah SAW dalam menyambut Idul Fitri, namun tentu saja beliau tidak menanggalkan syariat agama atau berlebih-lebihan atas sesuatu.
Hari raya jauh sebelum Islam datang, masyarakat jahiliyah Arab telah memiliki dua hari raya, yaitu hari raya Nairuz dan Mahrajan
Dirayakan dengan sambutan pesta pora yang tidak bermanfaat. Minum-minuman memabukkan, menari, adu ketangkasan termasuk salah satu ritual dalam perayaan kedua hari raya tersebut. Berdasarkan buku Ensiklopedi Islam, kedua hari raya tersebut sejatinya berasal dari zaman Persia Kuno.
Di kemudian hari, Rasulullah SAW mengganti kedua perayaan masyarakat Arab itu dengan hari raya yang lebih baik, yakni hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Dalam sejarah Islam, perayaan Idul Fitri pertama kali diselenggarakan pada 624 Masehi atau tahun ke-2 Hijriyah.
Waktu perayaan tersebut bertepatan dengan selesainya Perang Badar yang dimenangkan oleh kaum Muslimin. Perang yang terjadi pada Ramadhan itu dengan jumlah pasukan di sisi umat Muslim yang jauh lebih sedikit dibanding kaum kafir, nyatanya diganjar Allah dengan perayaan yang luar biasa indah dan barokah: Idul Fitri.
Beberapa Tradisi di Indonesia
Ketupat bentuk segi empat dari ketupat mempunyai makna kiblat papat lima pancer yang berarti empat arah mata angin dan satu pusat yaitu arah jalan hidup manusia dimana pusatnya adalah Allah SWT.
Warna putih ketupat ketika dibelah melambangkan kebersihan setelah bermaaf-maafan. Butiran beras yang dibungkus dalam janur merupakan simbol kebersamaan dan kemakmuran.
Janur yang ada di ketupat berasal dari kata jaa-a al-nur bermakna telah datang cahaya. Anyaman pada ketupat diharapkan memberikan penguatan satu sama lain antara jasmani dan rohani.
Ketupat biasanya juga disajikan bersama lauk atau makanan bersantan. Ternyata santan ini juga punya makna tersendiri, lho. Makna filosofis santan atau santen yang ada di masakan ketupat adalah pangapunten atau memohon maaf.
Dengan demikian ketupat ini hanyalah simbolisasi yang mencerminkan kebersihan dan kesucian hati setelah mohon ampun dari segala kesalahan hal ini merupakan makna filosofis dari warna putih ketupat jika dibelah menjadi dua.
THR
Tunjangan Hari Raya atau THR adalah uang yang diberikan perusahaan kepada pekerjanya saat hari raya. THR digunakan untuk memenuhi kebutuhan lebaran. Namun, tradisi ini juga berlaku dalam masyarakat secara umum khususnya pada anak-anak.
Pada momen ini biasanya orang dewasa yang telah bekerja memberi ‘salam tempel’ pada anak-anak. Biasanya uang yang diberikan adalah uang kertas baru dengan nominal tertentu. Hal ini pula yang membuat aktivitas penukaran uang meningkat saat lebaran.