Metrorealitas.com – Jatim-Jember. Sepuluh menit setelah memanggul Tanki Handsprayer menyemprotkan pestisida hayati ke tanaman padi Bupati Jember, Hendy Siswanto mengatakan, “Ternyata menjadi petani itu berat.”
Bupati Hendy turun langsung ke sawah milik anggota Kelompok Tani Bina Tani Desa Lengkong Kecamatan Mumbulsari Kabupaten Jember dalam rangka program Gerakan Pengendalian Organisme Pengendali Tanaman (OPT) dengan Pestisida Hayati, Kamis, (14/10/2021).
Program OPT berbasis hayati akan terus dikembangkan di Kabupaten Jember oleh Hendy Siswanto mengingat kondisi pertanian sudah sangat bergantung pada produk pabrikan baik itu pestisida maupun pupuk kimia.
Bersama beberapa kelompok tani yang dibina oleh Balai Penyuluh Pertanian (BPP) dari Dinas Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (DTPHP) Kabupaten Jember selama 2 tahun terakhir pengendalian hama tanaman menggunakan bahan hayati.
Peralihan pengolahan tanaman pangan dari bahan kimiawi ke hayati tidak bisa seketika tetapi membutuhkan waktu transisi. Sementara petani membutuhkan kelangsungan terus untuk memenuhi kebutuhan hidup. Oleh karenanya metode yang digunakan yakni mengkombinasikan keduanya.
Secara bertahap pengolahan pertanian akan diarahkan ke bahan hayati, pengendalian hama maupun pemenuhan unsur hara pada tanah.
Saat jumpa pers Bupati Hendy berkata, “Petani kita punya kreasi membuat obat sendiri untuk tanaman padi dari tanaman hayati.” Ia mendorong agar nantinya semua petani di Jember mau mengikuti seperti Kelompok Bina Tani di Mumbulsari.
Sementara untuk pemenuhan kebutuhan pupuk, Pemkab Jember sedang merancangkan pendirian pupuk. Diyakini oleh Bupati Hendy, harga jualnya nanti akan berpihak ke petani (lebih murah dari pupuk non subsidi). Seperti diketahui, Pemerintah Pusat membatasi (baca mengurangi jatah pupuk subsidi) untuk Jember.
“Kita akan siapkan anggaran delapan miliar untuk bangun pabrik pupuk di Jember,” pungkas Bupati Hendy. (Eko/Sigit)